“KULIAH TAMU KEWIRAUSAHAAN” SEBUAH PERJALANAN BISNIS DARI SEORANG CADDY MENJADI PENGUSAHA SEPATU GOLF
Setiap hari Jum’at pagi hingga jam 12.00 di Jurusan selingkung FMIPA UNESA semua tidak menjadwalkan kegiatan perkuliahan regular. Hal ini dilakukan untuk melakukan kegiatan kemahasiswaan yang sifatnya cenderung non akademis namun masih terikat juga dengan perkuliahan, kegiatan tersebut diantaranya adalah kegiatan bersih lingkungan, pembinaan Program Kreatifitas Mahasiswa, dan kuliah tamu. Pada hari Jum’at, 16 Nopember 2018 Jurusan Fisika FMIPA UNESA melaksankan kegiatan kuliah tamu. Dimana pada kuliah tamu tersebut mengundang seorang pengusaha home industry sepatu sukses yaitu Bapak H. Buamin. Kegiatan kuliah tamu ini ditujukan untuk mengaitkan perkuliahan Kewirausaahan yang selama ini dipelajari dengan best practice yang ada di dunia nyata.
Bapak H. Buamin, lahir di Bangsal, Mojokerto 57 tahun yang lalu sekarang tinggal di Jambangan, Surabaya. Pria yang rendah hati ini, dalam mengawali pembicaraannya beliau menyampaikan bahwa selain gelar “Haji”, beliau juga memiliki gelar “SDTT” yang dan banyak mahasiswa berrtanya-tanya gelar apakah disebut tersebut. Kemudian beliau menjelaskan kepada mahasiswa kepanjangan SDTT tersebut yaitu “Sekolah Dasar Tidak Tamat”, mendengar kepanjangan gelar tersebut seluruh mahasiswa yang hadir tertawa keras. Kemudian beliau menambahkan pemberian motivasi pada mahasiswa dengan menyampaikan kalimat: “yang SDTT saja bisa mendirikan prerusahaan, kalian semua yang sarjana tentunya pasti lebih bisa melakukannya”. H. Buamin awalnya pada tahun 1979 menawali karirnya menjadi caddy di Yani Golf, pusat golf pertama di Surabaya. Yani Golf ini pada awalnya satu-satunya pusat golf di Surabaya sehingga menjadi sangat ramai pesertanya dan menjadikan pendapatan H. Buamin berlimpah. Namun seiring perkembangan olah raga golf yang semakin pesat maka pusat golf tumbuh menjamur di wilayah Jawa Timur, sehingga Yani Golf pada saat itu mulai sepi dan H. Buamin pendapatanya juga mulai berkurang, pada situasi seperti ini beliau melihat peluang untuk mencari tambahan penghasilan dengan membuka jasa perbaikan sepatu golf. Bermula dari usaha jasa ini beliau mulai banyak dikenal dan akhirnya mendirikan perusahaan yang memproduksi sepatu golf dengan merk “Bigstofle” yang kini telah diekspor ke beberapa Negara serta memiliki omset penjualan tak kurang dari 100 juta/bulan
Diakhir kuliahnya beliau menyampaikan, walaupun tidak berpendidikan tinggi tetapi kalau mau terus belajar secara otodidak maka kita semua bisa sukses. Disamping itu beliau juga memberikat kiat sukses membuka usaha yaitu: Berani memulai usaha, mampu membaca peluang pasar, Inovatif, membangun kepercayaan konsumen, sabar dan pantang menyerah serta selalu berdo’a pada Tuhan karena segala sesuatu kesuksesan yang kita raih tidak luput dari tangan Tuhan Yang Maha Kuasa.